lintasjatim.com, BOJONEGORO - Sudah 25 tahun ini Kusnan (52) warga Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro menggeluti usaha penggemukan sapi.
Beberapa tahun ini, sapi miliknya selalu dibeli Presiden RI dan Gubernur Jatim, Soekarwo untuk hewan kurban saat idul adha tiba.
Dua hari lalu, Kusnan mendapat telpon dari pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pejabat itu menanyakan stok sapi yang dimiliki Kusnan untuk persiapan kurbanan yang diperkirakan tahun ini jatuh pada tanggal 24 September.
Jenis dua sapi tersebut berbeda, satu sapi jenis simental memiliki berat 1,3 ton, sedangkan satu lainnya jenis limosin 1,2 ton.
“Sapi Simental sudah saya tawarkan seharga Rp 100 juta, sedangkan yang Limosin Rp 90 juta,” ujar pria yang belajar menggemukan sapi secara otodidak ini.
Saat ini, Kusnan memiliki 40 ekor sapi dari tiga jenis. Jenis sapi yang ada dikandangnya sekarang adalah jenis simental, limosin, dan jawa. Sebagian dari sapi itu berjenis kelamin jantan dan betina. Selain usaha penggemukan, Kusnan juga menggeluti usaha pembibitan sapi.
Meski menggeluti usaha penggemukan sapi secara otodidak, kini Kusnan mampu menggapai cita-citanya sebagai pengusaha besar ternak sapi.
Sebelum sukses seperti saat ini, Kusnan adalah buruh ingon (pelihara) kambing dan sapi milik tetangganya. Ketekunannya membuatnya berhasil seperti sekarang ini.
Ketekunan yang selama ini dilakukan adalah disiplin memberi makan kepada sapi-sapinya sebanyak tiga kali dalam sehari dan dua kali minum.
Agar sapi-sapi itu cepat gemuk, setiap malam, Kusnan selalu memberinya makan. Bahan makanan yang disajikan kepada ternaknya setiap hari berupa 50 kilogram ampas tahu, dedak, dan jerami kering. Khusus minuman, Kusnan menambahkan tetes tebu sebagai penambah khasiat.
Menurutnya, modal setiap hari untuk memberi makan dan minum sapinya sebesar Rp 20.000 per ekor per hari. Kusnan juga memandikan sapi-sapinya dua kali sehari sehingga sapi-sapi itu terlihat bersih dan sehat. Kusnan melakukan itu bersama satu seorang pembantu yang memandikan dan memberi makan serta minum sapi.
Usaha penggemukan sapinya mulai berkembang sejak 2011. Berbagai pelatihan peternakan sapi yang diikutinya membantunya memberikan wawasan. Keberhasilannya itu mengundang para peneliti dari Jakarta dan Surabaya datang menggali informasi darinya.
“Tidak lama ini diundang di rumah dinas Pak Yoto (Bupati Bojonegoro, Suyoto), ada dua peneliti dari Jakarta tanya kiat keberhasilan usaha sapi, saya bilang, saya cuma ngikuti programnya Pak Yoto,” ujarnya sembari berkelakar.
Setiap tahun, Kusnan mampu menjual sapi ternakannya itu antara 40 hingga 60 ekor. Para pembelinya dari berbagai daerah, ada yang dari Jakarta, Surabaya, Kediri, dan Bojonegoro.
“Tiap tahun Gubernur beli (sapi) di sini. Tahun ini embuh... (tidak tahu). Semoga tiga hari nanti ada kabar baik dari Gubernur (membeli sapinya)” harap suami Siti Aminah ini. (sbm.sry/st)
No comments
Post a Comment