Friday, 11 September 2015

UMS Lepas Balon Dolar Sebagai Simbol Lemahnya Rupiah

lintasjatim.com, SURABAYA - 2.000 Mahasiswa Baru (Maba) Univesitas Muhamadiyah Surabaya (UMS) mengkritisi Pemerintah tentang kondisi ekonom... thumbnail 1 summary
lintasjatim.com, SURABAYA - 2.000 Mahasiswa Baru (Maba) Univesitas Muhamadiyah Surabaya (UMS) mengkritisi Pemerintah tentang kondisi ekonomi dengan cara melepas balon dolar ke langit, Jumat (11/9/2015) sore.

Acara dimulai dengan Salat Ashar berjamaah. Kemudian para Maba melepas puluhan balon yang dipasangi baner duplikat Dolar Amerika Serikat dan Rupiah ke udara.

"Cara seperti ini memang simple tapi ini sebuah kritik yang apik untuk negeri ini," kata Cheril Dwi Anggoro, Maba dari Fakultas Ekonomi UMS, Jumat (11/9/2015).

Menurutnya, nilai tukar rupiah yang anjlok terhadap dolar AS menggerakkan nasionalisme di kalangan mahasiswa. "Kami mengikuti kabar bahwa rupiah melemah. Dan itu membuat kami risau," lanjutnya.

Maba lain, M Heru Kristanto, mengatakan, dalam kondisi yang kurang menggembirakan ini, ia berharap bakal ada langkah perbaikan. Pemerintah harus mengimplementasikan semboyan yang selama ini diusung. "Semboyan kerja, kerja, dan kerja itu," kata lelaki mahasiswa Fakultas Ekonomi tersebut.

Kegiatan itu diharapkan mampu menyebar pemahaman tentang kondisi ekonomi Tanah Air. Eerlinda Sertiana, Maba D-3 Jurusan Analisis, berpendapat, salah satu filosofi pelepasan balon ke udara ialah untuk menyebar pemahaman pada masyarakat sekitar bahwa Indonesia tidak dalam kondisi yang baik.

Sebagai mahasiswi, ia mengakui melemahnya rupiah tak berdampak langsung kepada dirinya. "Tapi secara palarel, semua akan terimbas. Termasuk saya. Dolar yang tinggi itu akan membuat harga-harga kebutuhan kuliah saya akan naik juga," ujar perempuan asal Bondowoso itu.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sukadiyono menjelaskan, jiwa kemandirian perlu ditingkatkan untuk mengembleng mental mahasiswa agar tak gampang terpengaruh kondisi global.

UMS tengah mengembangkan program inkubator inovasi dan bisnis yang bertujuan untuk memberi semangat kemadirian. Selain berusaha, menurut dia, spiritualitas harus diterapkan.

“Strategi apapun yang untuk melawan kondisi seperti ini, akan susah dicari jalan keluar tanpa pendekatan spiritual,” ujarnya. (smb.sry/st)

No comments

Post a Comment