Tuesday 3 November 2015

Patut Dicontoh! Tukarkan Sampah Dengan Uang di Bank

lintasjatim.com, BANGKALAN - Sampah selalu menimbulkan masalah bagi rumah tangga dan pemerintah. Tapi jika dikelola dengan baik, sampah rum... thumbnail 1 summary
lintasjatim.com, BANGKALAN - Sampah selalu menimbulkan masalah bagi rumah tangga dan pemerintah. Tapi jika dikelola dengan baik, sampah rumah tangga bisa untuk membayar listrik, air, dan kebutuhan sekolah anak.

Di pojok timur gang Salak V Perumnas, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, bagunan sederhana berukuran sekitar 5 x 7 meter sekilas nampak tidak berguna. Tumpukan rapi sampah kering berupa kertas, karton, plastik, bahkan sebuah kulkas memadati bangunan semi permanen itu.

Warga setempat menyebutnya Bank Sampah Bersih Madiri (BSBM), tempat menukarkan sampah rumah tangga dengan uang.

Bank sampah yang berdiri pada 28 April 2014 itu merupakan gagasan para pemuda RW 7 Salak V Perumnas. "Selain uang tunai, warga bisa jadi nasabah dengan menabung," ungkap Direktur BSBM Budi Wibowo, Selasa (3/11/2015).

Dari 160 lebih warga Salak RW VII, Nangka RW V dan VIII, 100 warga di antaranya memilih menjadi nasabah setelah membayar Rp 2000 untuk keperluan pembuatan buku tabungan. Sisanya, memilih uang tunai setelah menyetor sampah.

Hingga bulan 11 di tahun 2015 ini, nasabah dengan saldo tertinggi Rp 691 ribu tercatat atas nama H Pait. Uang sebesar itu terkumpul sejak tiga bulan yang lalu. "Ada beberapa nasabah kami yang mengambil uangnya tiga bulan sekali dan ada juga yang dua bulan sekali. Pencairannya harus dibuktikan dengan buku tabungan," jelas Budi Wibowo.

Endah Sulistiorini, warga Salak I Perumnas yang memutuskan menjadi nasabah BSBM sejak pertama bank sampah itu berdiri mengaku terbantu dengan adanya bank sampah itu. "Setelah terkumpul banyak, saya cairkan. Lumayan bisa buat bayar listrik, air, dan kebutuhan sekolah anak - anak," ungkapnya.

Keberadaan bank sampah itu, dijelaskan Endah tidak hanya mampu meringankan kebutuhan keluarganya. Ia kini tidak lagi sembarangan membuang sampah rumah tangga karena setiap barang bekas ada nilainya. "Karena sebelumnya tidak tahu, sampah dibuang depan rumah. Kadang diambil pemulung. Itu pun dihargai sangat murah," jelasnya.

Soal harga sampah, pengelola BSBM berupaya transparan kepada para nasabah. Itu terlihat pada papan putih yang disematkan di dinding sisi barat bangunan. Di papan itu tertulis lengkap jenis barang beserta harga dalam satuan kilogram.

Bagian Keuangan BSBM, Rahmawati mengatakan, harga sampah kering rumah tangga bersifat fluktuatif mengikuti nilai tukar dolar. "Setiap ada perubahan harga, pasti kami sampaikan dengan cara menulis di papan itu. Jadi para nasabah tidak perlu bertanya lagi, " tutur Rahmawati.

Ia menjadi orang pertama bersama dua rekannya. Awalnya, ia mengaku belum terbiasa berurusan dengan tumpukan sampah rumah tangga. Warga yang belum paham mencampur sampah kering dan basah.

"Awalnya terserang radang tenggoran dan batuk. Apalagi bercampur sampah basah. Tapi sekarang sudah terbiasa karena warga sudah tahu jika kami hanya menerima sampah kering," jelasnya.

Kendati masih seumur jagung, lanjutnya, BSBM menjadi bahan studi banding pemerintah daerah di Jatim seperti Malang, Jember, Pamekasan, Sumenep, Sawah Luntuh Sumatera Selatan, hingga mahasiswa Universitas Trunojoyo Malang (UTM).

sumber: surya.co.id

DEMA UINSA Gelar Lomba Hijab Antar Kampus se-Surabaya

lintasjatim.com, SURABAYA - Dalam rangka hari ulang tahun ke-61, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakulas syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan ... thumbnail 1 summary
lintasjatim.com, SURABAYA - Dalam rangka hari ulang tahun ke-61, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakulas syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), mengadakan lomba hijab antar kampus se-surabaya, yang bertempat di Auditorium UINSA, pada Selasa, (03/11/2015).

Lomba hijab tersebut diikuti 22 peserta yang datang tidak hanya dari UINSA, namun juga dari kampus luar, daintaranya dari Universitas Airlangga (UNAIR) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Acara tersebut mendatangkan tiga dewan juri ternama, yakni Weikelyana Soetya, ia merupakan putri hijab Indonesia tahun 2015; Meanz, yang merupakan miss foto genic tahun 2014; serta Mas Maulana Ulun, finalis Gok Jombang tahun 2012.

Dalam hal penilaian, dewan juri menentukan tiga keriteria pada setiap peserta, keriteria tersebut diantaranya pertama mengenai kreatifitas, yang meliputi kesesuaian tata rias, make up, bentuk muka dengan hijab yang dikenakan, dan keserasian aksesoris.

Kedua, fungsional yang meliputi jilbab harus menutupi kepala, leher, dada, dan bahu dengan sempurna. Selain itu pakaian yang dikenakan tidak boleh ketat dan transparan. Ketiga, esteika yang meliputi gaya hijab, gaya berbusana, ekspresif, berkarakter, dan penilaian secara secara keseluruhan.

Selaian penilaian dari segi berbusana, dewan juri juga memberi penilaian dalam segi kecerdasan masing-masing peserta. Untuk mengetahui seberapa cerdas peserta lomba hijab yang diadakan DEMA FSH tersebut, dewan juri mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing peserta. Beberapa pertanyaan yang diajukan diantaranya meliputi perkembengan Islamic Fashion di Indonesia, motivasi mengikuti lomba hijab, pengertian hijab menurut agama dan dirinya sendiri, baik mana seorang perempuan yang cantik luar atau dalam, dan pendapat tentang seorang perempuan yang mulanya mengenakan hijab lalu kemudian melepas hijabnya.

Lima finalis berhasil terpilih sebagai hijabers terbaik, mereka antara lain Lailatul Mukharomah, Alimatus, Nila Ni’matun Nikmah, Hanim Afifah, dan Viki Lidyanti. Selanjutnya, untuk menentukan siapa yang akan terpilih menjadi terbaik 1, 2, 3, harapan 1, dan harapan 2, akan diumumkan pada acara puncak ulang tahun FSH, pada 4 November 2015,yang bertempat di halaman FSH. 

Menurut Ayu Rizki, mahasiswi semester 5 Program Studi (Prodi) Hukum Pidana Islam FSH, yang merupakan salah seorang peserta lomba hijab yang diadakan DEMA FSH mengungkapkan kebahagiaannya untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, “saya sangat senang bisa ikut memeriahkan acara ulang tahun Fakultas Syariah dan Hukum.” Ungkapnya.

Selain itu, menurut M. Habibi Royi Kholikunnur, yang merupakan salah satu panitia dalam lomba hijab tersebut menjelaskan, tujuan acara tersebut diadakan adalah untuk melihat dan menilai kecantikan wanita tidak hanya dari paras yang menarik, namun juga perlu dinilai dari kecerdasan otak yang baik, “kami menilai wanita tidak hanya dari luar, namun juga dari dalam yang biasa kita sebut inner beuty.” Jelasnya.

Sebagai tambahan, rangkain perlombaan yang diadakan oleh DEMA FSH tidak hanya lomba hijab, namun juga ada beberapa lain diantaranya lomba orasi ilmiah, penulisan esai, mading 3G, foto kreatif, bazar entrepeneurship, bola volly, stand up comedy, dan banjari. Rangkain lomba akan dilaksanakan mulai 2-4 November 2015. 

Untuk diketahui, Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya (sebelum berubah menjadi UIN pada 2014), secara sah berdiri melalui Keputusan Menteri (KEPMEN) Agama No. 20 tahun 1965 tentang Peresmian Pembukaan Institut Agama Islam Negeri Al-Djami’ah “SUNAN AMPEL” di Surabaya. Fakultas pertama yang didirikan adalah Fakultas Syariah (kini menjadi FSH), sehingga bila dibandingkan dengan fakultas lain dilingkungan UINSA, FSH merupakan yang tertua. [bidin/stj]